FIRSTCHOICE.ID – Pasangan calon Bupati Lombok Timur, Iron-Edwin, berencana membawa perubahan besar bagi sektor pertanian di wilayah tersebut.
Berdasarkan data BPS Lombok Timur tahun 2024, sektor pertanian merupakan kontributor utama perekonomian lokal dengan sumbangan rata-rata 27,25 persen.
Namun, pertumbuhan sektor ini justru mengalami penurunan dari 1,86 persen pada tahun 2021 menjadi 1,68 persen pada tahun 2023. Hal ini menandakan adanya stagnasi yang perlu segera diatasi.
Menurut Dr. H. Asad, SH., MH, selaku tim pakar pasangan Iron-Edwin, salah satu penyebab stagnasi ini adalah metode pertanian yang masih konvensional dan kurangnya inovasi di sektor pertanian Lombok Timur.
Untuk itu, pasangan Iron-Edwin akan melakukan revitalisasi sektor pertanian melalui penerapan teknologi modern dalam program “Smart Farming.”
Revitalisasi Pertanian dengan Teknologi
Asad menjelaskan bahwa program “Smart Farming” akan mencakup seluruh aspek produksi pertanian, mulai dari penggunaan teknologi informasi hingga hilirisasi hasil pertanian.
Teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas serta nilai tambah bagi produk lokal, sehingga memberikan peluang lebih besar bagi petani untuk berkembang.
Lebih jauh lagi, program “Smart Farming” ini bukan sekadar solusi bagi produktivitas, tetapi juga akan fokus pada peningkatan kesejahteraan petani gurem—petani yang mengelola lahan kurang dari 0,5 hektar—yang mendominasi sektor pertanian Lombok Timur.
Berdasarkan sensus pertanian tahun 2023, sebanyak 83,83 persen petani di Lombok Timur adalah petani gurem. Sementara itu, jumlah petani milenial mencapai 145.226 orang, yang menandakan potensi besar untuk diberdayakan melalui pendekatan pertanian modern.
Mengatasi Tantangan Pertanian di Lombok Timur
Selama ini, petani gurem dan milenial kerap terjebak dalam siklus pendapatan rendah akibat kurangnya akses terhadap teknologi dan pasar.
Program “Smart Farming” akan hadir sebagai jawaban atas permasalahan tersebut dengan menghadirkan teknologi digital yang memungkinkan pemantauan lahan secara real-time, pengelolaan hasil panen yang lebih efisien, serta akses ke pasar yang lebih luas.
“Jika dikelola dengan baik, Smart Farming dapat menjadi kunci untuk menggerakkan kembali roda perekonomian di sektor pertanian Lombok Timur,” jelas Asad.
Ia menambahkan bahwa program ini akan membuka peluang baru bagi petani untuk meningkatkan taraf hidup mereka serta menjadikan pertanian sebagai sektor yang lebih menjanjikan bagi generasi muda.
Inovasi untuk Masa Depan Pertanian Lombok Timur
Dengan hadirnya program ini, diharapkan akan muncul lebih banyak petani milenial yang berani berinovasi dan menciptakan metode pertanian yang lebih efektif.
Selain itu, pasangan Iron-Edwin akan menyediakan pelatihan intensif dan bantuan teknologi guna mendukung implementasi “Smart Farming” secara luas.
“Kami tidak hanya ingin mengubah sistem, tetapi juga mindset petani agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi,” ungkap Asad.
Melalui pendekatan ini, Iron-Edwin optimis mampu menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan serta memperkuat perekonomian lokal.
Pasangan Iron-Edwin percaya bahwa Smart Farming bukan hanya sekadar inovasi, tetapi sebuah revolusi untuk membawa pertanian Lombok Timur ke era baru yang lebih canggih dan menguntungkan bagi semua pihak.
Penulis : FC-01
Editor : Editor First Choice
